LINGKARPENA.ID – Perencanaan Kampung Wisata Edukasi di Kampung Kadulawang RT 03 dan 04, RW 01 Kelurahan Cipanengah dan sebagian Kelurahan Situmekar Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi diperkenalkan di Konferensi Kampung Nusantara 2 secara Live, Sabtu, 20 November 2021 kemarin.
Acara yang disiarkan secara daring ini, diikuti oleh Penggiat Pariwisata di seluruh Nusantara. Pada konferensi secara daring itu dihadiri oleh Kementerian PUPR Bidang Teknologi Bahan Bangunan Sanitasi dan Persampahan.
Selain itu, Narasumber yang mengisi acara diantaranya, Pemrakarsa Commmon Room, Gustaf H. Iskandar, Pemrakarsa Kampung Jangkrik, Bambang Setiawan , Co-Founder Pasar Papringan, KebonKopen dan Kebon Jiwan, Arsitek Akanoma, Yu Sing, Tim Kangasoi : Angkut Sampah Online, Bambang Haryo, Pembina Kampung Teknologi Foundation, Ajie Jawa, Akademisi dari UNTAG, Retno Hasti, Koordinator Kebangkitan Kampung Nusantara , Sabar Suastono dan masih banyak lagi yang lainnya.
“Dari akademisi akan selalu mendampingi teman-teman kampung sesuai keperluan kampung dan bidang masing-masing akademisi,” ujar Retno Hasti saat dimintai keterangan sebagai Akademisi pada kegiatan itu.
Pada Konferensi yang dilaksanakan ini dibagi untuk beberapa Komisi dan dilaksanakan 2 Sesion. Pagi, pukul 10:00 Wib – 12.00 Wib dan dilanjutkan Sore hari Pukul. 15.30-17.00 WIB.
“Dan itu sudah dibagi dalam komisi-komisi yang ada, kemarin . Ada Komisi Kampung Wisata, Komisi Pendidikan dan Komisi Lingkungan Hidup.Didalamnya ada masing-masing akademisi pendamping,” ucap Retno.
Saat acara berlangsung, seluruh peserta yang mewakili daerahnya untuk menceritakan dan memperkenalkan Sumber Daya Alamnya yang akan dibenahi dan yang sudah dijadikan Wisata.
Pada kesempatan ini, Kampung Wisata Edukasi Kadulawang diperkenalkan kepada peserta secara langsung atau live di Konferensi Kampung Nusantara 2 dengan mengenalkan Kelompok Pembudidaya Ikan ( Pokdakan ) yang berharap menjadi Kampung Wisata Edukasi Ikan nantinya.
“Kerjasama dengan Kampus yang terdekat dan Kampus bisa diminta untuk Kuliah Kerja Nyata dan Magang di kampung ini.Kami para dosen biasanya secara rutin menggunakan kampung sebagai ruang kelas, jadi mahasiswa belajar di kampung, makan dan kemudian menyewa balai RW atau pendopo untuk kelas-kelas kami,” terangnya.
Lanjut Retno “Tidak hanya Untag Surabaya, tapi juga ITS, UNAIR atau Univ lainnya,jadi sekalian mendukung pembangunan kampung-kampung, coba diminta aja untuk kerjasama untuk kegiatan kampung dan dapat Berkolaborasi dengan kampung-kampung disekitarnya,” imbuhnya.
Reporter: Hendra Sofyan
Redaktur: Akoy Khoerudin