Lingkarpena.id, SUKABUMI – Sesosok bayi lahir tanpa memiliki tempurung kepala di Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi. Diketahui bayi tersebut, lahir dari pasutri Mudrikah (25) dan Mitasari (27) warga Kampung Gunung Gedongan RT 20/04 Desa Panumbangan, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Diketahui Bayi tersebut bernama Neng Syifa, lahir pada 24 Agustus 2021 melalui persalinan di Rumah Sakit Kartika Sukabumi. Sang Bayi kini sudah berada di kediamannya di Kampung Gunung Gedongan, Panumbangan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: |
Ketua DPD RI Minta Pemerintah Perhatikan Perkembangan Anak yang Lahir Saat Pandemi |
Kondisi Neng Syifa sang bayi, memicu perhatian publik khususnya masyarakat desa Panumbangan. Dengan keadaan fisiknya yang tidak sempurna tentu saja mendapatkan perhatian khusus dari warga terutama dari pemerintahan desa setempat.
Sementara, Kepala Desa Panumbangan Lani menerangkan, informasi berawal dari ada salah satu warga desa yang membutuhkan mobilisasi ambulans guna kepentingan persalinan di salah satu Rumah Sakit di Sukabumi. Pihaknya segera merespon warga masyarakat yang memerlukan bantuan melalui para staf desa Panumbangan untuk kepentingan yang diperlukan masyarakat desa Panumbangan tersebut.
“Bayi lahir melalui proses persalinan secara Caesar. Bayi bersama orang tuanya selama dua hari di rumah sakit. Namun yang merasa iba kami kelahirannya yang tidak sempurna itu. Bayi tidak memiliki tempurung kepala saat lahir,” kata Kepala Desa Panumbangan, Lani, kepada lingkarpena.id Sabtu (28/08/2021).
Baca juga: |
Penemuan Mayat Bayi, Gegerkan Warga Bantaran Sungai Cipelang Leutik Warudoyong |
Dikatakan Lani, kejadian itu diketahui pada hari Kamis 26 Agustus 2021 pagi. Sebelumnya, pihak keluarga tidak memberikan informasi dengan alasan malu dengan keadaan yang dialaminya. Kemudian pihak desa mendatangi rumah kediaman Mudrikah dan Mitasari guna memastikan kondisi Bayi dan Ibu nya karena persoalan ke kurang sempurnaan pada kondisi fisik Bayi tersebut.
“Kita berikan motivasi kepada kedua orang tua Bayi untuk tetap mensyukuri dan bersabar. Semua sudah kehendak yang maha Kuasa. Ya kita juga memastikan kondisi kesehatan Bayi dan Ibunya. Kemudian kita melakukan koordinasi dengan beberapa instansi,” jelasnya.
Redaksi: lingkarpena.id
Redaktur: Akoy Khoerudin