Lingkarpena.id, SUKABUMI – Pembangunan embung desa di Kampung Cidadap RT 005/001, Desa Sukalarang, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi mangkrak. Padahal, embung yang dibangun sejak tahun 2018 ini sudah menghabiskan anggaran sekitar Rp1,5 miliar.
Akibatnya, pasokan sumber air warga terganggu, termasuk lahan pertanian pun tidak maksimal. Kondisi demikian, warga meminta pemerintah agar segera menyelesaikan pembangunan embung tersebut.
“Setelah dibangun embung, pasokan air untuk lahan pertanian malah jadi berkurang, dan debit air juga semakin berkurang, tidak seperti dulu debit air ke lahan pesawahan cukup besar,” kata warga Desa Sukalarang, Abah Jaka (54) kepada Lingkarpena.id, Kamis (1/10/2020).
Baca juga: Pemdes Warungkiara, Sulap Embung Desa Jadi Destinasi Wisata Situ Halimun
Ia menjelaskan, di tempat ini ada sekitar delapan lobang mata air, bahkan ada yang berukuran 50 centimeter. “Kalau dulu, sebelum embung ini dibangun air yang mengalir ke lahan pertanian masyarakat debitnya sangat besar,” keluhnya.
Terpisah, Kaur Perencanaan Desa Sukalarang, Anwar Anwari Awan mengatakan, bahwa pembangunan embung tersebut dimulai pada tahun 2018 lalu. Bahkan sudah dikerjakan dua kali dengan anggaran yang berbeda.
“Embung Cidadap sudah dibangun dua kali. Yang pertama oleh pemerintah provinsi dengan anggaran sekitar Rp1,2 miliar, dan yang kedua dilanjutkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi dengan anggaran sekitar Rp300 juta pada tahun 2019,” paparnya.
Baca juga: Sering Gagal Panen, Desa Sirnajaya Butuh Irigasi Khusus
Keberadaan Embung Cidadap ini, sambung dia, sangat vital bagi lahan pertanian dan kebutuhan warga, terutama di tiga ke RW-an Desa Sukalarang. Maka pemerintah Desa Sukalarang berharap pembangunan embung tersebut dilanjutkan dan diselesaikan sesegera mungkin.
“Kami sudah mengusulkan kembali melalui RKPD online (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), dan informasinya pembangunan Embung Cidadap akan kembali dilanjutkan pada tahun 2020 ini. Tapi sampai hari ini kami belum melihat ada aktivitas pembangunan lagi di lokasi,” pungkasnya.
Reporter : Samsun
Redaktur : Garis Nurbogarullah