100 Hektare Sawah Terancam Gagal Panen di Sukabumi, Akibat Banjir Bandang

Lingkarpena.id, SUKABUMI – Banjir bandang di Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi pada Senin (13/9) kemarin menyisakan persoalan terhadap lahan pertanian warga. Diprediksi akibat banjir bandang yang terjadi sekitar 100 hektare sawah di Kecamatan Gegerbitung bakal mengalami gagal panen.

Banjir bandang yang disebabkan curah hujan tinggi di hulu sungai Cibahliwong 1 sehingga menyebabkan Bendungan daerah irigasi Bahliwong 1 jebol karena gerusan kuat air sungai. Bendungan dengan ukuran panjang 14 meter dengan tinggi 6 meter itu, memiliki saluran panjang 20 meter serta ketinggian 3 meter, hancur tergerus air.

Baca juga:  DPD Parade Nusantara Periode 2021-2026 Dilantik, Marwan: Pengurus Baru Diharapkan Dukung Pembangunan Sukabumi Kedepannya
Baca juga:
16 Titik Bencana Dalam Dua Hari, Kabupaten Sukabumi Dikepung Bencana Longsor dan Banjir

Akibat dari hancurnya Bendungan Daerah Irigasi Bahliwong 1 rusak, 100 hektare sawah warga masyarakat tidak dapat teraliri air. Kemungkinan besar lahan pertanian warga untuk masa tanam saat ini bisa mengalami gagal panen.

“Peristiwa kejadian banjir bandang terjadi pukul 21:00 pada malam Selasa lalu. Lokasi banjir bandang di Kampung Kuta RT 03/03 Desa/Kecamatan Gegerbitung,” jelas Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Gegerbitung, Ofieq, dalam laporan yang disampaikan Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi.

Baca juga:  Mobil Box Terguling di Jalan Menurun Puncak Buluh Jampangkulon, Ini Penyebab Kecelakaan!
Baca juga:
Banjir Bandang di Cicurug Sukabumi, 35 Hektar Sawah Dimungkinkan Gagal Panen

Dikatakan Ofieq, intensitas hujan pada Senin (13/9) kemarin di wilayah Desa Gegerbitung cukup tinggi. Terlebih dahulu Daerah Irigasi Bahliwong 1, sehingga air sungai meluap besar dan tidak dapat tertampung dan menjadikan Bendungan itu hancur tergerus derasnya air.

Baca juga:  Eko Purtjahjanto: Postingan Saya Niatnya Main-Main Tapi Ada Pihak yang Dirugikan

“Dalam kejadian banjir bandang tidak terdapat korban luka maupun jiwa. Namun, soal gagal panen sudah dapat di prediksi selama bendungan itu tidak segera di bangun kembali, maka para petani tidak mendapatkan pasokan air,” terangnya.

 

 

Redaksi: lingkarpena.id
Sumber: Pusdalops bpbd

Pos terkait