Lingkarpena.id, SUKABUMI – Para petani Desa Kebonmanggu Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi dipastikan bakal mengalami gagal panen pada musim ini. Hal tersebut disebabkan oleh adanya saluran irigasi yang mengaliri sawah seluas 25 hektare terganggu sirkulasinya diakibatkan talang yang mengalami kerusakan.
Bencana longsor di Kampung Cipesing RT 01/02 pada Sabtu 04 September 2021 kemarin, menyebabkan talang saluran irigasi rusak dan tidak berfungsi. Material longsor dengan ukuran panjang 25 meter dan ketinggian 10 meter menutup saluran irigasi pada pukul 21:00 WIB malam.
Baca juga: |
Lahan Pertanian dengan Luas 5 Hektar Terbakar di Cisolok Sukabumi |
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Gunungguruh, Ade Suparman mengatakan, sudah melakukan koordinasi dengan muspika Kecamatan Gunungguruh serta tim relawan bencana guna melakukan assessment serta meninjau lokasi bencana yang mengakibatkan tersumbatnya aliran irigasi di Kampung Cipesing tersebut.
“Ya, dipastikan para petani bakal mengalami gagal panen karena aliran irigasi tersumbat karena material longsoran itu. Baru saja kita meninjau lokasi dengan pemerintah desa Kebonmanggu,” kata Ade Suparman, kepada wartawan dalam keterangan rilis BPBD Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: |
Longsor Tebing Setinggi 50 Meter di Nagrak Tutup Saluran Irigasi, 60 Hektar Sawah Terdampak |
Dikatakan Ade, talang irigasi yang mengaliri sawah seluas 25 hektare tersebut, baru dibangun sekitaran 2 bulan lalu dari bantuan Provinsi, melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi. Kondisi talang saat ini rusak berat dan aliran air irigasi terhambat karena tertutup material longsoran tanah.
“Kondisi saat ini masih terpantau aman. Namun dikhawatirkan dengan kondisi cuaca ekstrim dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan. Akibat dari bencana longsor yang terjadi, menurut tafsiran kerugian yang diakibatkan mencapai nilai di angka 300 juta Rupiah,” jelas Ade.
Redaktur: Akoy Khoerudin
Sumber: bpbd smi