LINGKARPENA.ID – Hingga hari Jum’at (12/11/2021) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat (BPBD) Jawa Barat menyebut banjir terjadi di 57 titik di Provinsi Jawa Barat yang statusnya dalam pantauan dan antisipasi.
Lokasi banjir bertambah seiring meningkatnya musim hujan dengan intensitas tinggi tersebar di sejumlah kabupaten/kota, padahal musim hujan belum mencapai puncaknya.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Barat Dani Ramdan mengklaim, saat ini pihaknya berbagi peran dengan sejumlah pihak dalam melakukan penanganan banjir dari hulu hingga hilir.
“Kalau dari hulunya mulai dari pemanfaatan ruang terkendali sesuai dengan rencana tata ruang kemudian daerah kritis bisa dipulihkan dan hutan lestari oleh dinas kehutanan,” ujarnya, dilansir dari rilis Humas Pemda Jabar pada Minggu (14/11/2021).
“Pengelolaan sungainya dilakukan oleh dinas sumber daya air, sementara drainase dikelola oleh dinas perumahan dan permukiman, kemudian sampahnya oleh dinas lingkungan hidup,” tambah Dani.
Lebih lanjut Dani menerangkan, bahwa BPBD mengambil peran berupa melakukan penanganan di hilirnga. Yang mana, memiliki tugas penanganan bencana berupa pencegahan, kesiapsiagaan, dan tanggap darurat penanggulangan bencana.
“Apabila hari ini terjadi banjir, maka kita masuk pada tanggap darurat dan saat ini BPBD sudah mengantisipasi. Pertama sudah menetapkan status siaga darurat atau siaga satu oleh Pak Gubernur ini ditandai dengan aktivasi posko siaga darurat bersama TNI Polri,” terangnya.
Dani memastikan pihaknya sudah menyiapkan alat berat di kawasan rawan bencana di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi dan Garut. Pasalnya, Garut dan Kabupaten Sukabumi menempati ranking teratasi rawan bencana di Jawa Barat.
“Diurutan pertama ada Cianjur, Kedua Garut. Kemudian setelah Garut ada Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor. Sementara di wilayah utara yang rawan bencana itu Karawang, Cirebon, dan Indramayu,” ungkapnya.
Dani menambahkan, bencana alam yang bersifat hidrometrologi harus diwaspadai. Terlebih sampai dengan saat ini musim penghujan belum mencapai puncaknya.
“Antisipasi longsor dilakukan di Sukabumi selatan, Garut, dan Cianjur. Antisipasinya dengan menyiapkan alat berat di UPTD, levelnya tidak lagi di kantor dinas ataupun BPBD karena jaraknya cukup jauh dari BPBD,” pungkasnya.***