LINGKARPENA.ID | Seorang bocah bernama Hamka Maulana Putra (4) tahun warga Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, diserang hewan penghisap darah dengan cara masuk ke rongga hidung tanpa diketahui sebelumnya.
Hewan penghisap darah yang dikenal akrab oleh warga dengan sebutan Lintah (Hirudo Medicinalis) tersebut merupakan biasa hidup di darat dan di air. Lintah masuk ke lubang hidung sang bocah tanpa diketahui oleh orang tuanya.
Awal diketahui setelah hewan penghisap darah bersemayam dalam hidung dan sang anak sering mengalami mimisan setiap hari. Kejadian itu membuat orang tua korban bertanya-tanya dengan reaksi yang di alami anaknya.
“Anak saya sering mimisan dan itu diketahui tiga minggu terakhir ini. Awalnya saya tidak curiga ada hewan penghisap darah di dalam hidungnya. Saya sudah coba membawa anak berobat ke Puskesmas terdekat. Tapi belum diketahui penyebab dari mimisannya itu. Ternyata ada Lintah di dalam lubang hidung anak saya,” Kata Lilih kepada Lingkarpena.id Senin, (18/07/2022).
Menurutnya, setelah satu minggu terakhir ini, saat anak itu tertidur, saya melihat ada hewan kecil yang hendak keluar dari dalam hidungnya. Hewan itu berwarna hitam di sertai dengan darah mimisan.
“Ya saat itu anak saya sedang tidur dilihat ada hewan kecil di luar rongga hidungnya. Tapi pas hendak saya ambil hewan itu masuk lagi ke dalam,” ungkap Ibu lima anak ini.
Dengan adanya peristiwa tersebut Lilih segera memberitahukan kepada suaminya. Dirinya menceritakan kejadian yang dialami sang anak tersebut. Kemudian sang suami mencari solusi dan segera mencari bahan obat untuk mengeluarkan hewan melata itu.
“Suami saya menyiapkan cairan tembakau, kemudian disemprotkan ke dalam rongga hidung anak. Lalu anak saya juga disuruh menghisap rokok sebanyak tiga kali hisapan dan asapnya dikeluarkan dari hidung,” sambung Lilih.
Lanjutnya,”Alhamdulillaah, paginya setelah bangun dari tidur, anak saya langsung bersin dan mengeluarkan hewan penghisap darah itu ke lantai rumah. Dan lintah itu dalam keadaan sudah mati,” jelasnya.
Lilih berharap kejadian ini tidak terulang lagi kepada anaknya dan orang lain. Diakuinya memang untuk saat ini, dia dan keluarga terpaksa mengunakan air dari selokan di dekat rumahnya. Hal itu untuk keperluan mandi dan mencuci. Kebiasaan itu dilakukan setelah keluarganya tidak mampu lagi untuk membayar air PDAM yang dinilai sangat mahal bagi masyarakat tak mampu.
“Mudah-mudahan kejadian ini tak menimpa keluarganya kembali. Saya harap para orang tua yang masih menggunakan air selokan musti berhati-hati. Jangan sampe kejadian ini menimpa pada anak-anak lain,” tutupnya.