Lingkarpena.id, SUKABUMI – Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi meresmikan kawasan Geowisata Batu Bubut sebagai destinasi wisata baru di wilayahnya, Senin (24/8/2020). Kawasan yang terletak di Kampung Samelang ini menonjolkan keunikan batu purba yang tertata rapi di atas lahan 10 hektar.
Kepala Desa Mekarmukti, Deden mengatakan, kawasan Geowisata Batu Bubut merupakan objek wisata baru yang tidak kalah menarik dari objek wisata lain di Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan data, bebatuan di kawasan ini merupakan batuan debu gunung api yang terbentuk 20 juta tahun lalu di bawah permukaan laut dan tersebar sehingga seperti labirin.
“Pemanfaatan lahan dengan puluhan bebatuan unik ini telah disetujui oleh masyarakat, selama wisata tidak berbau negatif. Bahkan, masyarakat, pemuda, tokoh dan ulama saling mendukung,” ujarnya kepada lingkarpena.id, Rabu (25/8/2020).
Namun begitu, ia mengatakan, dari keseluruhan luas lahan 10 hektar berisi bebatuan purba ini, baru sekitar 3 hektar yang dikelola menjadi lokasi wisata dan diresmikan langsung oleh Bupati Sukabumi Marwan Hamami.
“Baru tiga hektar dari keseluruhan area yang kita jadikan lokasi wisata. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak bupati yang telah berkenan meresmikan kawasan geowistasa Batu Bubut,” ucapnya.
Sementara Bupati Sukabumi, Marwan Hamami mengatakan, bebatuan yang ada di lokasi geowisata ini sangat luar biasa. Situs bebatuan yang berada di kawasan UNESCO Global Geopark (UGGp) Ciletuh Palabuhanratu ini bisa dijadikan eduwisata dengan konsep destinasi tanpa merusak lingkungan dan bebatuannya.
“Batuan seperti ini harus dilestarikan, sebab mengandung sejarah peradaban, potensi ini jarang dimiliki tempat lain,” kata Marwan.
Politikus Partai Golkar ini juga mengajak pemuda untuk kreatif, agar lokasi geowisata bisa lebih menarik. Sehingga bisa berdampak positif bagi masyarakat sekitar, terutama dalam meningkatkan perekonomian.
“Masyarakat bisa ikut berjualan di sekitar lokasi wisata yang memberi nilai tambah terhadap daya tarik wisata. Tapi tetap harus dijaga bebatuannya, jangan sampai jadi objek vandalisme ataupun dirusak,” tandasnya.
Salah seorang warga, Sidin (58) menyambut antusias dan mengaku senang lokasi Batu Bubut dijadikan objek wisata, apalagi dengan dukungan kepala daerah.
“Bebatuan ini sudah ada sejak saya lahir, kebetulan saya warga asli sini. Dulu belum terawat, Alhamdulillah sekarang terawat, makannya saya senang diresmikan bupati,” ungkapnya.
Reporter : Rendy Wahyudi
Redaktur : Alan Kencana
https://www.instagram.com/p/CEWI-o-l_54/?igshid=i64sqw8mzmm1