LINGKARPENA.ID – Dosen Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, Dr. Ir. Hj. R.A. Retno Hastijanti, MT, IPU mengajak penggiat pariwisata untuk terus peduli terhadap lingkungan. Salah satunya dengan menggali potensi wilayah guna menumbuhkan rasa bangga terhadap potensi daerah masing-masing sehingga bisa memotivasi masyarakat dalam mengembangkan dan menjadi ujung tombak pengembangan ekonomi di daerahnya.
Retno yang merupakan seorang Dosen sejak tahun 1990 hingga sekarang. Jabatan struktural yang pernah disandangnya mulai dari Kepala Laboratorium, Ketua Jurusan Arsitektur, hingga Wakil Rektor 2 selama 2 periode masa jabatan dan berakhir di Tahun 2017.
Saat ini Retno menjadi Ketua Pusat Studi Resiliensi Ketahanan Iklim dan Kota (Center of Climate and Urban Resilience /CeCUR), LPPM, Untag Surabaya. Bukan hanya itu, Pengakuan dari Persatuan Insinyur Indonesia Utama (PII) pun didapatnya terkait profesinya sebagai Insinyur.
Selain itu, Retno juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Permukiman, Perancangan Kota dan Lansekap, Prodi Arsitektur, Fak. Teknik, Untag Surabaya lalu menjadi anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya, sejak 2008 dan pada 2017 diangkat menjadi Ketua TACB. Saat ini dirinya menjadi Ketua TACB Kota Surabaya lagi untuk periode 2022-2027.
“Satu yang saya lakukan saat ini dan menjadi penghubung ( benang merah) bagi seluruh tugas-tugas saya adalah mengembangkan jejaring antar kampung-kampung di Indonesia. Kemudian diwujudkan dalam berbagai kegiatan kampung Nusantara. Kegiatan utama yang sudah berhasil diinisiasi bersama teman-teman penggiat kampung, adalah Konferensi Kampung Nusantara ke-1 di Surabaya dan ke-2 di Bandung,” ujar Retno kepada Lingkarpena.id saat dihubungi lewat aplikasi perpesanan Whatsappnya.
Selanjutnya Retno mengajak para penggiat dan warga untuk terus menggali Potensi yang ada di wilayahnya masing-masing. Menurutnya, hal ini dapat membawa dampak berkembangnya wilayah dan tetap menjaga serta melestarikan kearifan lokal daerah.
“Bersama dengan teman-teman penggiat kampung, baik kampung di area perkotaan maupun dikawasan perdesaan, musti dilaksanakan berbagai kegiatan untuk memperkuat peran masyarakat kampung dalam membangun daerahnya. Setiap daerah pasti ada yang memiliki potensi. Nah potensi ini ada banyak yang belum digali,” ujarnya.
“Mestinya digali dulu dikenali baru dikembangkan. Ya melalui berbagai kegiatan-kegiatan lakukan kolaborasi sehingga dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap potensi daerah masing-masing sehingga dapat memotivasi masyarakat untuk mengembangkan potensi untuk melestarikan kearifan lokal yang dimilikinya,” ucapnya.
Lanjut Retno, dengan berjejaring dan berkolaborasi, masyarakat kampung akan dapat berpartisipasi lebih besar dalam pembangunan tanpa menunggu program-program Pemerintah terlebih dahulu. Hal itu akan menjadikan pengembangan ekonomi pasca Covid 19 akan lebih mudah. Berbagai sektor wisata dan industri kreatif yang tadinya menjadi sektor terdampak paling parah saat pandemi, diharapkan dapat menjadi ujung tombak pengembangan ekonomi kembali di daerah masing-masing.