Maraknya Rentenir di Pabrik PT GSI Cikembar, Wagub Jabar Tawarkan Hal Ini

Wagub saat berbincang dengan salah satu warga yang berjualan di kawasan Pabrik PT GSI Cikembar | Istimewa

LINGKARPENA.ID | Keberedaan renternir atau bank emok di Kabupaten Sukabumi, telah meresahkan warga. Salah satunya, para pedagang kali lima (PKL) yang beroperasi di pintu keluar pabrik PT GSI Cikembar, Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

Hal demikian, disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum kepada Radar Sukabumi usai berdialog bersama warga dan para pedagang kali lima di kawasan PT GSI Cikembar pada peninjauan jalan rusak Pelabuhan II, Kecamatan Cikembar pada 5 Januari 2023 belum lama ini.

“Saya sudah datang ke sini (Cikembar,red) untuk mendekatkan dan melihat keinginan masyarakat Sukabumi. Selain itu juga, mereka sudah terbeleunggu dengan pinjaman-pinjaman yang non lembaga. Sebenarnya, saya tidak menyebutnya rentenir ya. Tapi, lembaga non formal,” kata Uu kepada Lingkarpena.id.

Kang Uu saat berbincang-bincang di kawasan Pabrik PT GSI Cikembar | ist

Untuk itu, sewaktu Uu yang merupakan Panglima Santri Jawa Barat itu, mendengarkan keluhan masyarakatnya. Ia telah memberikan solusi kepada para warga Cikembar yang berprofesi sebagai pedagang kali lima tersebut melalui program BJB Mesra untuk memfasilitas pinjaman yang diberikan Bank BJB kepada pelaku usaha mikro perorangan.

Baca juga:  Pisah Sambut Kapolsek Curugkembar, Ini Pesan-Pesannya

“Sementara kan kita punya Bank BJB yang dinamakan kredit mesra, saya sampaikan kepada merska dan Insya Allah hari Kamis pihak BJB akan datang ke desa untuk menyampikan program tersebut atau pinjaman lunak tanpa jaminan dan tanpa bunga. Karena, program ini hasil kerja sama antara Pemprov Jabar dengan Lembaga Keuangan atau Perbankan,” bebernya.

Bukan hanya itu, pihaknya juga mengaku banyak masyarakat yang bekerja sebagai pedagang kaki lima di pintu keluar atau pintu masuk pabrik PT GSI Cikembar, telah menyampaikan keinginannya untuk pindah ke tempat yang lebih besar. Lantaran, lapak yang mereka gunakan untuk berdagang, tempatnya sudah tidak mencukupi.

Baca juga:  Bakti Sosial Dinas PU Kabupaten Sukabumi di Kecamatan Caringin

“Nanti akan saya sampikan kepada pihak perusahaan supaya yang datang para pedagang kaki lima ini tidak dagang di tempat itu atau di depan pintu PT GSI Cikembar. Karena, itu kan terlalu banyak, akhirnya semrawut dan ingin dipindahkan. Kami akan komunikasikan sekalipun kesimpulannya tetap di pihak perusahaan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPC Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Reformasi Islam (GARIS) Kecamatan Cikembar, Rudi Haryadi mengatakan, pihaknya membenarkan terkait maraknya aktivitas rentenir yang beroperasi di wilayah Kecamatan Cikembar.

“Sebenarnya, rentenir ataupun bank emok bukan hanya menyasar pada warga atau para pedagang kaki lima di kawasan pabrik PT GSI Cikembar saja. Tetapi, mereka juga sudah masuk pada para buruh atau karyawan pabrik PT GSI Cikembar,” jelasnya.

Kegiatan rentenir atau bank emok itu, sambung Rudi, kini semakin menjamur hingga masuk ke wilayah pabrik PT GSI Cikembar dan ia menilai hal tersebut telah merusak ketahanan ekonomi warga Kecamatan Cikembar.

Baca juga:  Empat Kios Depan Pabrik GSI Cikembar Sukabumi, Dilalap si Jago Merah

“Bukan hanya itu, akibatnya tidak sedikit warga atau pun karyawan pabrik yang cerai gegara minjam uang ke rentenir itu. Iya, karena mereka tidak izin terlebih dahulu pada suaminya,” bebernya.

Pihaknya mengatakan, memang cukup sulit memerangi rentenir dan bank emok yang beroperasi di wilayah Kecamatan Cikembar tersebut. Karena persoalannya berada di individu warga masing-masing. Bila warga memahami persoalannya, ia meyakini warga tidak akan berani mendekati, apalagi berurusan dengan para rentenir.

“Jadi, persoalannya itu jika warga sudah minjam uang ke satu rentenir, mereka pasti akan pinjam lagi ke rentenir lainnya, karena untuk menutupi bunganya itu. Sebenarnya, persoalan ini sudah dibahas bersama forum Kecamatan Cikembar. Namun, tetap saja mereka masih tetap menjamur,” pungkasnya.

Pos terkait