Menyatu dengan Alam di Goa Baduy Palayangan Sukabumi, Serasa Menyatu dengan Alam

LINGKARPENA.ID – Berbicara wisata takkan ada habisnya. di Kabupaten Sukabumi memang kaya dengan keindahan objek wisatanya. Mulai dari wisata Pantai, Curug, hingga wisata alam. Seperti yang satu ini, namanya wisata Goa Baduy Palayangan terletak di Desa Sukamanah, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi.

Siapapun yang datang akan disambut dengan keramahtamahan ciri khas masyarakat adat Sunda. Usai disambut, pengunjung akan ditawarkan minuman hangat hingga cemilan khas warga setempat bernama Bakecrot yang terbuat dari ubi jalar.

Pemerintah desa setempat beserta lembaganya bersama karang taruna dan pegiat wisata tengah gencar mempromosikan tempat wisata Goa Baduy Palayangan itu. Pertama kali ditata medio 2019 dan benar-benar bisa dikunjungi pada April 2021. Namun situasi yang masih pandemi mengharuskan akses wisata dibatasi sementara. Sambil menunggu situasi kembali normal, penataan demi penataan terus dilakukan.

Baca juga:  STISIP WPM Bangun Kampus Baru di Palabuhanratu, Apa Saja Fasilitasnya

“Goa ini ada di Kampung Palayangan atau dulu dikenal sering dikunjungi masyarakat baduy untuk berburu kelelawar pada momen-momen tertentu. Dari mulut goa menembus 300 meter akan bertemu sungai yang terhubung ke Kali Ciawitali menembus Desa Sekarsari, tembus ke Goa Mulut Surupan,” ujar Kepala Desa Sukamanah, Rahmat Kurnia, kepada awak media.

Rahmat menbahkan, “Pengelolan wisata ini secara khusus ada Komunitas Dulur Baduy. Istilah Baduy itu sendiri singkatan dari Baraya Dulur Sauyunan. Kalau goa ini sendiri dari saya kecil sudah ada,” terangnya.

Rahmat menjelaskan sampai saat ini sudah ada 10 saung bambu beratap ilalang, satu musala dan satu panggung kreasi. Rencana saung akan ditambah menyesuaikan dengan kebutuhan.

Masing-masing saung punya ciri khas. Ada saung Abah dan Emak sebagai ikon, saung panggung kreasi tempat menyalurkan minat dan bakat, saung sawala pusatnya literasi, dapur kreasi tempat membuat kerajinan tangan dari bambu, hingga saung pusat kuliner ibu-ibu PKK.

Baca juga:  Rakercab DPC Apdesi Bahas Poin Penting, Ini Kata Sekda dan Deden

“Ada beberapa aturan untuk pengunjung. Pertama, untuk perempuan yang sedang berhalangan atau datang bulan, disarankan jangan dulu masuk. Jaga tata krama, norma-norma dan adat istiadat masyarakat setempat,” tuturnya.

“Di lokasi wisata dilarang buang sampah sembarangan. Kemudian ada aturan kalau bulan Mulud sebelum tanggal 14 sebaiknya wisata ditutup, untuk menghormati warisan leluhur,” terang sang Kuwu itu.

Sambung Rahmat, pembenahan tinggal memperbaiki sarana air bersih, lahan parkir, serta penambahan fasilitas lainnya. “Semoga bisa segera diselesaikan, tentunya ini dikerjakan setahap demi setahap. Karena sumber daya yang kita miliki juga terbatas. Kita juga berharap setelah normal dari covid-19, kunjungan wisatawan terus bertambah,” harapnya.

Baca juga:  Polres Sukabumi dan Polsek Jajaran Sebar Paket Sembako bagi Keluarga Terdampak PPKM Darurat

Sementara itu, salah seorang pegiat wisata dari Komunitas Dulur Baduy Palayangan, Endang Alrasyid menyebut objek wisata ini ingin mengedepankan edukasi dan pelestarian nilai-nilai budaya, hingga pengembangan minat dan bakat anak-anak sekitar. Kemudian untuk wisata caving atau goa diharapkan bisa menjadi sarana edukasi untuk sama-sama menjaga alam dan lingkungan sekitar.

“Sejak dibuka, sudah ada Peraturan Desa tentang pengelolaan Goa Baduy Palayangan. Untuk tiket masuk Rp 10.000, caving Rp 15.000 dan Tubing Rp 35.000. Setiap wisatawan yang masuk goa akan dipandu oleh guide, wajib memakai helm dan membawa lampu yang sudah disediakan. Untuk tubing wajib memakai rompi pelampung dan itu juga sudah kami sediakan. Kalau untuk pementasan, tempat penyaluran minat dan bakat marawis, seni tari, pencak silat dan kesenian lainnya untuk warga di sini cuma-cuma,” pungkas Endang.(***)

Pos terkait