LINGKARPENA.ID | Murtaqil Apham (12), anak pertama pasangan Abuy Burhanudin dan Noviah, warga Kampung Cicariu RT 08/03, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, yang putus sekolah lantaran terhambat masalah biaya, kini bernapas lega.
Pasalnya, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Surade diantaranya Kapolsek Surade Iptu Ade Hendra, menyatakan kesedianya untuk menjadi bapak angkat siswa penjaja (penjual) gorengan ini.
Wujud keseriusan Forkopimcam Surade, yang terwakili oleh Kapolsek Iptu Ade Hendra, menjadikan Murtaqil Apham sebagai anak angkatnya. Bahkan pagi tadi Kapolsek Surade langsung menyambagi kediaman anak penjual gorengan itu.
Murtaqil Apham dijemput langsung dari dirumahnya lalu dibawa oleh Iptu Ade Hendra menuju pasar Surade untuk membeli sejumlah peralatan sekolah dan seragam.

Ada raut ceria di wajah polos anak pertama dari tiga saudara tersebut. Betapa tidak, kini impiannya untuk bisa melanjutkan sekolah akan terwujud.
Sebagai wujud keseriusan Forkopimcam Surade terhadap dunia pendidikan, tindakan nyata yang ditunjukan Kapolsek Iptu Ade Hendra yang menjadikan Murtaqil Apham sebagai anak angkatnya patut diapresiasi.
“Kami tidak punya motivasi apa apa, pyur ingin berbagi sesama, apalagi ini terkait dengan dunia pendidikan. Kami berharap semoga masyarakat Surade mau menyisihkan sebagian rejekinya untuk membantu sesama,” kata Iptu Ade Hendra, kepada Lingkar Pena, Kamis (1/8/2024).
Diketahui, Murtaqil Apham sewaktu masih duduk di bangku SD Negeri Cipeundeuy 2, sebelum berangkat sekolah ia acap menjajakan dagangan. Kondisi itu pun direspon kepala Desa Cipeundeuy Bakang As’adi. Saat itu, Bakang atas nama Pemdes Cipeundeuy datang menyambangi kediaman Murtaqil Apham dan memberikan bantuan.
Respon Pemdes Cipeundeuy dan Forkopimcam Surade terhadap dunia pendidikan patut diapresiasi. Setidaknya dengan diangkatnya Murtaqil Apham sebagai anak angkat dari Kapolsek Surade itu, telah mewakili perhatian pemerintah pada dunia pendidikan.
“Saya sudah pernah datang ke rumah keluarga Murtaqil dan menawarkan kepada orangtua anak itu untuk menjadi Ustz di tempat yang kami siapkan. Bahkan kami sudah persiapkan sarana dan prasarana untuk berwirausaha disana, kebetulan kan disana ada tempat, malah lokasi wisata, jelas ramai. Namun sampai saat ini tidak ada respon balik,” kata Bakang.
“Jadi orang tua Murtaqil ini kan, profesinya seorang ustz dan sangat tepat, lokasi wisata yang kami rintis ini wisata berbasis religi. Jadi disana ada Masjid dan kami akan fasilitasi tempat tinggal juga tempat usaha sekaligus modal. Karena kita tahu disana (tempat tinggal Murtaqil) tidak ada tempat usaha yang tetap cuma bisa memproduksi, sayang tidak ada jawaban,” tandas Bakang.