Lingkarpena.id, Sukabumi – Fenomena maraknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak remaja usia belasan tahun yang tergabung dalam geng motor akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Bukan hanya itu, kasus penyalahgunaan narkoba juga terjadi pada anak-anak remaja yang ikut dalam geng motor tersebut.
Hal tersebut tentu sangat menyita perhatian berbagai pihak. Sekolah sebagai benteng pendidikan merasa penting melakukan pencegahan. Untuk mengantisipasi dan memberikan edukasi tentang bahayanya bergabung dengan geng motor, SMPN 1 Kebonpedes melakukan deklarasi pelajar menolak geng motor dan tindak kekerasan,Rabu (02/06/2021).
Baca juga: Polisi Amankan 8 Anggota Geng Motor Palabuhanratu yang Nyari Musuh di Medsos
Deklarasi yang dilaksanakan dengan protocol kesehatan, mendapat dukungan dari TNI/Polri serta Pemerintah Daerah dengan dihadiri oleh Kapolsek Kebonpedes Iptu Tommy Ganhany, Danposramil 0701 Kebonpedes Peltu Iwan Sholeh Subekti, serta perwakilan dari kantor kecamatan Kebonpedes.
“Keterlibatan pelajar dalam melakukan aksi kekerasan kerap berada dalam pengaruh obat-obatan,” ujar Kapolsek Kebonpedes Iptu Tommy Ganhany kepada lingkarpena.id.
Tommy menambahkan untuk menangani permasalahan ini tentu diperlukan sinergi antara masyarakat, aparat juga sekolah. Mencegah sebelum terjadi lebih bagus daripada memberantasnya setelah kejadian. Untuk itu deklarasi ini diharapkan bisa memberikan pengertian kepada pelajar tentang bahayanya ikut geng motor.
Baca juga: Polisi Tangkap Geng Motor Kasus Gedongpanjang dan Pengeroyokan Warga Tipar, 2 Ditembak Petugas
Sementara itu Danposramil 0701 Kebonpedes Peltu Iwan Sholeh Subekti mengatakan latar belakang keluarga dan lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja ini, oleh karena itu alangkah baiknya bila semua pihak mau bekerjasama melakukan pencegahan.
“Usia SMP dan SMA yang kerap ikut-ikutan geng motor, untuk itu deklarasi ini sangat tepat dilaksanakan di sekolah untuk mencegah para pelajar gabung bersama geng motor,” ujar Iwan.
Redaktur: Dharmawan Hadi