LINGKARPENA.ID | Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi minta bantuan Dinkes Jabar turun. Hal tersebut guna mencocokan data stunting yang tidak singkron.
Persolan itu dibahas dan melibatkan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada kegiatan monev yang digelar di Pendopo Sukabumi, Jalan A Yani Warudoyong Kota Sukabumi, Senin (06/11/2023).
Monev sendiri dilakukan mengacu pada hasil Survei Studi Status Giji Indonesia (SSGI) dimana data stunting itu tidak sesuai dengan bulan penimbangan.
Agus Sanusi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mengatakan, hasil monitoring bersama pihak Dinkes Jabar, terkait percepatan penuntasa stunting terkait program nasional ada yang tidak singkron soal data tersebut.
“Menurut SSGI Kabupaten Sukabumi data itu tidak sesuai dengan bulan penimbangan. Jadi mana yang benar, data itu kami punya. Nah, data mereka itu datang sifatnya hanya sementara,?” ujar Agus Sanusi kepada Lingkarpena.id Senin (6/11/23).
“Tentunya harus jelas, mana yang diperiksa mana yang diukur kita tidak tau hasil mereka. Makanya di monev tadi sengaja saya minta bantuan pihak Jabar supaya clear untuk menampung data dari Dinas KB, Sosial dan Dinkes agar jelas,” imbuhnya.
Lanjut Agus, pihak Dinkes Jabar selama dua hari kedepan akan turun kelapangan untuk melakukan pencocokan data yang saat ini menjadi simpang siur.
“Ya nantinya akan ketahuan dimana yang tidak singkron, jadi data-data yang menjadi sampel kemarin akan dilakukan pengecekan kembali dan saya meyakini Sukabumi tidak ada masalah,” pungkasnya.