Lingkarpena.id SUKABUMI – Di tengah pandemi Covid-19, usaha budidaya ikan hias cupang di Sukabumi dinilai masih menjanjikan. Budidaya ikan hias ini terbilang lebih mudah dalam perawatan dan tidak membutuhkan modal besar.
Pembudidaya ikan hias cupang asal Kelurahan Lembursitu, Yadi Maryadi (25) mengatakan, harga jual ikan hias cupang memang tidak semahal ikan hias lain, seperti koi, koki dan sejenisnya. Tetapi cupang ini mempunyai pangsa pasar tersendiri.
“Saya pilih budidaya ikan cupang karena relatif lebih mudah perawatan hariannya dibanding ikan hias lain, seperti ikan koi, koki dan ikan hias air tawar lain, juga tidak ada trik-trik khusus,” ujarnya kepada lingkarpena.id, Sabtu (10/10/2020).
Baca juga: UMKM Desa Sukamaju Kembangkan Sektor Perikananan Konsumsi
Baca juga: BUMDes Mangunjaya Kembangkan Usaha Alat Pesta
Ia mengaku sudah menjalani usahanya ini selama tiga tahun. Dengan modal seadanya saat ini rata-rata bisa menjual hingga 30 ekor. Satu ekor dijual dengan harga Rp10 ribu sampai Rp15 ribu, tergantung pesanan. Ada yang online, ada juga yang datang langsung ke rumah.
“Rata-rata keuntungan Rp300 ribu, Alhamdulillah apalagi di zaman Corona seperti sekarang ini,” ujar pemuda yang telah menjalani usahanya sejak 2018.
Yadi mengungkapkan, minimnya modal yang ia miliki tidak menjadi kendala untuk tetap berusaha mengembangkan budidaya ikan hias yang dikenal juga sebagai ikan petarung. Bahkan, sampai saat ini proses budidaya hanya menggunakan aquarium.
“Saya belum punya kolam karena modal saya minim, sementara ini budidaya cupang masih memakai aquarium,” tukasnya.
Baca juga: BUMDes Gunung Tanjung Bidik Emping Melinjo Jadi Produk Unggulan
Menurutnya, budidaya cupang juga bisa jadi alternatif usaha di tengah pandemi Corona jika dijalani dengan sungguh-sungguh. Terlebih bagi yang tidak memiliki modal besar.
Ia sedikit memberi tips dalam proses perindukan budidaya cupang. Agar memisahkan induk betina dari telur dan digantikan dengan indukan jantan untuk menjaga telurnya itu. “Kalau tidak dipisahkan, telur-telurnya bisa habis dimakan indukan sibetina,” pungkasnya.
Reporter : Abdul Azis
Redaktur : Alan Kencana