Lingkarpena.id, Jakarta – Ketua Dewan Perwakilan Daerah DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendorong percepatan produksi vaksin Merah Putih. Menurut LaNyalla, vaksin Merah Putih harus segera diproduksi massal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, serta memutus laju penyebaran Covid-19.
Permintaan disampaikan LaNyalla setelah perusahaan farmasi yang bertanggung jawab untuk proses manufakturing massal Vaksin Merah Putih, PT Biotis, menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: |
Komisi I DPRD Sukabumi Gandeng UPTD Puskesmas Gelar Vaksinasi |
“Kita harus mendukung langkah PT Biotis dalam pengembangan vaksin. Apalagi, PT Biotis telah mendapatkan sertifikat CPOB dan uji klinis tinggal setahap lagi. Nantinya, vaksin ini dapat digunakan untuk semua kalangan, dari anak di atas usia 12 tahun, laki- laki, perempuan, lanjut usia dan ibu hamil,” kata LaNyalla, Jumat (20/8/2021).
Senator asal Jawa Timur ini menjelaskan, saat ini vaksin Merah Putih sedang dilakukan uji preklinis terhadap hewan Makaka (sejenis kera) dan akan rampung pada Oktober. Jika tahapan ini rampung, produksi massal manufakturing Vaksin Merah Putih dapat segera dilaksanakan.
“Kita berharap produksi vaksin Merah Putih dapat memenuhi kebutuhan vaksinasi secara nasional,” tukasnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sebanyak 29.403.345 warga di Indonesia sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap hingga 18 Agustus 2021. Atau, sekitar 14 persen dari populasi Indonesia.
Baca juga: |
Sekjend Gerasi Sambut HUT RI Ke 76 Dengan Semangat Patuhi Prokes |
“Jadi Indonesia masih harus bekerja keras untuk menciptakan herd immunity dari total 265 juta penduduk Indonesia. Atau target vaksinasi sebesar 208.265.720 orang, ini memerlukan ketersediaan vaksin yang masih tinggi,” jelas LaNyalla.
Oleh karena itu, mantan Ketua Umum PSSI ini mengatakan, produksi massal vaksin merah putih dapat menjadi salah satu langkah untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia tersebut.
“Yaa selama ini pasokan vaksin Indonesia kan, berasal dari negara-negara tetangga yang didapatkan melalui kerjasama bilateral dan multilateral,” terangnya.
Redaktur: Akoy Khoerudin
Sumber: siaran pers_dpd ri