LINGKARPENA.ID | Kondisi memprihatinkan dialami seorang janda tua bernama Mak Eha. Ia merupakan warga Kampung Sampalan, Desa Sindangresmi, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi.
Rumah yang ia tempati berada di atas tanah kuburan, dalam kondisi nyaris roboh. Rumah hanya ditopang bambu seadanya dan bertahun-tahun belum pernah mendapatkan bantuan perbaikan. Baik dari pemerintah maupun dari swadaya masyarakat.
Opik Tetangga Mak Eha menjelaskan bahwa kehidupan Mak Eha beserta keluarganya sangat memprihatinkan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Mak Eha harus mengumpulkan botol bekas dengan penghasilan harian yang sangat minim, hanya berkisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000.
“Mak Eha memiliki empat orang anak. Karena keterbatasan ekonomi, tiga di antaranya terpaksa putus sekolah untuk membantu mencari nafkah. Sementara satu anaknya kini sudah menikah,” ujar Opik.
Lebih lanjut, Opik menyampaikan harapannya agar pemerintah atau pihak terkait bisa segera turun tangan meninjau langsung kondisi rumah tersebut dan memberikan solusi, terutama dengan menyediakan tempat tinggal yang lebih layak untuk perempuna lansia dan keluarganya ini.
“Memang rumah ini sudah bertahun-tahun rusak tanpa ada perbaikan. Harapan kami, pihak berwenang bisa memperhatikan dan membantu, agar ibu dan anak-anaknya bisa hidup lebih layak,” tambahnya.
Selain kebutuhan akan tempat tinggal yang layak, Opik juga berharap anak-anak Mak Eha yang putus sekolah dapat diarahkan serta diberikan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan, sehingga masa depan mereka bisa lebih baik.
Kisah Mak Eha menjadi cermin nyata masih adanya warga yang membutuhkan perhatian dan tindakan nyata dari berbagai pihak, sebagai wujud nyata kepedulian sosial dan tanggung jawab bersama dalam menciptakan keadilan sosial di tengah masyarakat.