LINGKARPENA.ID | Yoga Firdaus (36) tahun, seorang sopir taksi online warga Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban tindak kekerasan dan tewas mengenaskan. Jasad korban saat ditemukan penuh dengan luka bakar pada sekujur tubuhnya.
Informasi didapat, pada Senin (7/4/2025) malam, korban berpamitan kepada keluarganya untuk mengantar penumpang ke Jakarta, dengan menggunakan kendaraan Suzuki Ertiga. Sejak itu korban tak diketahui keberadaanya. Bahkan pihak keluarga mengaku kehilangan kontak selama dua hari.
Diceritakan paman korban, Irwan Kurniawan, bahwa keluarga baru mendapat kabar dari pihak Kepolisian pada Kamis (9/4/2025). Dari informasi yang diterima Yoga, dalam kondisi koma dan tengah dirawat di RSUD Ciawi, Kabupaten Bogor.
“Kami baru tahu setelah pihak kepolisian memberi kabar bahwa Yoga ditemukan warga pada 8 April kemarin dengan luka bakar serius. Ia sempat dibawa ke Polsek Ciawi sebelum dirujuk ke rumah sakit,” ujar Irwan saat prosesi pemakaman di TPU Ahlil Khoer, Cisaat, Jumat (18/4/2025) kemarin.
Informasi yang dihimpun, pihak keluarga menyebutkan, hampir seluruh tubuh korban mengalami luka bakar, terutama pada wajah, perut, hingga diduga area vital. Bahkan, air keras disebut sempat masuk ke mulut Yoga. Ia ditemukan dalam kondisi tidak sadar dan akhirnya meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan intensif.
Irwan juga mengungkapkan bahwa sebelum ditemukan, korban sempat berjalan kaki sejauh 2 kilometer dalam kondisi luka parah, mencari pertolongan.
“Dari rekaman CCTV, terlihat ia berjalan terhuyung-huyung sambil meminta tolong. Saat bertemu warga, Yoga sempat berkata, ‘Saya Yoga, Grab dari Sukabumi,” ungkap Irwan.
Pihak keluarga sempat kesulitan melacak keberadaan korban. Akhirnya dilakukan pencocokan data antara Polres Bogor dan Polres Sukabumi Kota.
Jenazah Yoga telah diautopsi di RS Bhayangkara. Keluarga menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada aparat kepolisian. Dan pihak keluarga berharap agar pelaku segera ditangkap dan diadili.
“Kami ingin keadilan. Ini bukan sekadar kehilangan, tapi juga soal kemanusiaan. Kami mohon pelaku punya hati nurani dan menyerahkan diri,” tandas Fauzi (50) paman korban.