LINGKARPENA.ID | Awal mula didirikan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pada tanggal 24 Juni 1951 di Jakarta. Pada tahun yang sama pula, IBI bergabung dalam organisasi perempuan yakni Kongres Wanita Indonesia (Kowani) sebagai salah satu anggota.
Berdasarkan keterangan dari Ketua Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia (PC IBI) Hj Ani Andriani mengatakan, pada tahun 1956 IBI menjadi anggota International Confederation of Midwives (ICM). Pada tahun 1985 itulah IBI dinyatakan sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
“Saat ini IBI telah tumbuh dan berkembang secara pesat dengan memiliki 34 Pengurus Daerah (Tingkat Provinsi) dan 514 Pengurus Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) serta 4984 Pengurus Ranting (Tingkat Kecamatan/unit Pelayanan/Pendidikan). Sedangkan untuk diwilayah PC IBI Kabupaten Sukabumi sendiri terdiri dari 10 Ranting dengan jumlah 1.538 anggota yang terdaftar dan tercatat di KTKI 1.734 orang,” kata Ani kepada Lingkarpena.id, Kamis (28/06/2022).

Dijelaskan Ani, untuk jumlah anggota yang telah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) sebanyak 323.434 orang pada (20 Maret 2022) ini. Adapun jumlah bidan yang tercatat di Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) yaitu sejumlah 459.567 orang pada Maret 2022.
“Pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum usai sampai saat ini. Kendati demikian dalam beberapa waktu terakhir ini sudah menunjukkan pengendalian yang semakin baik. Jika diperlihatkan dengan penurunan kasus Covid-19, kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak maka semakin tingginya cakupan vaksinasi Covid-19,” jelasnya.
Meskipun demikian sambung dia, di era pandemi ini bidan tetap memberikan pelayanan kebidanan dengan pendekatan pelayanan yang berfokus pada perempuan, bayi dan balita dengan prinsip pelayanan terlindungi dan melindungi dari virus Covid-19. Pada situasi pandemi Covid-19, terjadi pembatasan dan keterbatasan dalam pelayanan Kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana yang berdampak pada penurunan cakupan pelayanan termasuk penurunan cakupan imunisasi.
“Penurunan cakupan imunisasi cukup signifikan akibat pandemi Covid-19, itu terjadi sejak tahun 2020. Di tingkat global saja cakupan imunisasi menurun dari 86 persen pada tahun 2019 menjadi 83 persen di tahun 2020 ini. Selain itu jumlah anak yang tidak mendapat imunisasi dasar sebesar 23 juta anak. Angka ini terbesar sejak tahun 2009. Di Indonesia juga mengalami penurunan cakupan imunisasi dasar dari 93,7 persen di tahun 2019 menjadi 77,3 persen untuk di tahun 2021,” bebernya.
Lebih lanjut Ketua PC IBI Kabupaten Sukabumi, menjelaskan bahwa anak yang tidak mendapat imunisasi sejak tahun 2017-2021 sebesar 1.862.342, sementara jumlah anak yang tidak mendapat imunisasi di tahun 2021 sebesar 962.258 (51,67 persen) dari jumlah total 2017-2021. Angka ini merupakan angka terbesar sejak tahun 2017.
“Imunisasi menjadi kontributor yang cukup besar dalam peningkatan human development Index terkait dengan salah satu komponennya yakni angka umur harapan hidup. Karena itu dapat menghindari kematian yang tidak diinginkan. Sejalan dengan tema global Pekan Imunisasi Dunia tahun 2022 ini “Long Life for All,” tandasnya.
Diketahui dalam Hari Ulang Tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ke-71, menyelenggarakan serangkaian kegiatan bakti sosial yang dilakukan khususnya di PC IBI Kabupaten Sukabumi yang dirayakan secara virtual dan ofline dengan mengusung Tema “Perjalanan Profesi Bidan Dalam Mewujudkan Generasi Unggul Menuju Indonesia Maju”.