Lingkarpena.id, Sukabumi – Polemik uang pendaftaran Bakal Calon (Balon) Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Sukabumi periode 2021-2024 yang rencananya akan digelar pada tanggal 21 April 2021 yang akan datang, membuat mantan Ketua KNPI Kota Sukabumi terpilih pada tahun 2008, Anton Rachman Suryana ikut angkat bicara.
Ketika ditanya mengenai biaya pendaftaran, Ia mengatakan hal itu sebaiknya memang dikonfirmasi langsung ke panitia atau Steering Committee (SC) Musda KNPI, untuk kepentingan apa penggunaan uang tersebut.
Baca juga: PMII: Ada Uang Pembinaan Rp 20 Juta Menjelang Pendaftaran Balon Ketua KNPI
Terkait pelaksanaan Musda itu sendiri, dalam konteks itu mungkin ada pertimbangan kebutuhan pembiayaan yang tidak tercover sehingga dibebankan kepada bakal calon, tetapi jangan sampai terjadi komersialisasi Musda.
“Kalo memang ada inovasi kreasi dari panitia yang kemudian tidak tercover pembiayaannya, ya sah-sah saja sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, tapi kalo hanya bagi-bagi untuk jajaran panitianya, tentu sangat disayangkan,” ujar Anton Rachman Suryana kepada wartawan, Minggu (18/04/2021).
Ketika disinggung akan persyaratan dukungan 20% dari total suara kepesertaan Musda, dan mendapatkan tiga rekomendasi dari Pengurus Kecamatan (PK) KNPI, dan 5 rekomendasi OKP yang berhimpun di KNPI Kota Sukabumi, Ia mengatakan untuk yang ini saya kira semua OKP dan PK KNPI se-Kota Sukabumi harus betul-betul mencermati koridor yg ada di AD/ART KNPI.
Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Sesalkan Adanya Biaya Pendaftaran Bakal Calon Ketua KNPI Kota Sukabumi
“Jangan sampai ada upaya upaya proses demokrasi pemuda ini menjadi tidak sehat dan ternodai oleh kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok tertentu,” ujarnya menambahkan.
Menurutnya proses Musda Pemuda KNPI Kota Sukabumi tahun 2021 ini sebagai pesta demokrasi OKP di Kota Sukabumi harus berjalan secara sehat demokratis dan yang paling utama bisa menjadi proses pendidikan demokrasi bagi siapapun yang terlibat didalamnya.
Redaktur: Dharmawan Hadi
